Asal-Usul Hajar Aswad dan Wujud Aslinya

Kategori : Kajian, Ditulis pada : 17 Agustus 2021, 08:46:45

Bersholawat.id - Secara bahasa Hajar Aswad berarti batu hitam. Ia merupakan beberapa bongkah batu kecil yang ditempel pada salah satu sudut Ka’bah. Banyak kaum Muslimin rela berdesak-desakan untuk dapat mencium atau memegang batu yang paling mulia di dunia tersebut.

Para Ulama bersepakat tentang hukum disunnahkannya mencium Hajar Aswad ketika bertawaf, dan posisinya sebagai titik awal dimulainya tawaf.

Namun tahukah anda asal-usul dari Hajar Aswad?

1. Asal-Usul Hajar Aswad Hajar aswad merupakan salah satu dari beberapa benda yang diturunkan dari surga ke bumi. Ia diturunkan bersamaan dengan diturunkannya Nabi Adam ‘alayhis salam.

Dalam suatu hadits dijelaskan,

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ مِنَ الجَنَّةِ

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Hajar Aswad berasal dari surga.”

Dalam kitab Akhbar Makkah karangan Al-Fakihi (272 H), disebutkan suatu riwayat dari As-Suddi yang merupakan seorang tabi’in, beliau mengatakan,

هَبَطَ آدَمُ عَلَيْهِ السَّلَامُ بِالْهِنْدِ وَأَنْزَلَ مَعَهُ الْحَجَرَ الْأَسْوَدَ

“Nabi Adam ‘alaihis salam turun di India dan diturunkan bersamanya Hajar Aswad.” Banyak riwayat-riwayat lain yang menjelaskan asal-usul Hajar Aswad yang semakin menegaskan bahwa ia berasal dari surga.

2. Bentuk Asli Hajar Aswad Ketika pertama kali diturunkan ke dunia, Hajar Aswad berwarna putih bercahaya. Namun karena dosa dan tingkah laku manusia, batu mulia tersebut mengalami perubahan warna dan bentuk.

Dalam suatu riwayat disebutkan,

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «نَزَلَ الحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الجَنَّةِ، وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِي آدَمَ»

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah ﷺ pernah bersabda, “Hajar Aswad turun dari langit. Ia lebih putih dari susu, namun dijadikan hitam oleh dosa-dosa keturunan Adam.”  (HR. Tirmidzi)

Dalam riwayat lain,

عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ مَرْفُوعًا إِنَّ الْحَجَرَ وَالْمَقَامَ يَاقُوتَتَانِ مِنْ يَاقُوتِ الْجَنَّةِ طَمَسَ اللَّهُ نُورَهَمَا وَلَوْلَا ذَلِكَ لَأَضَاءَا مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ (أَخْرَجَهُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ بن حِبَّانَ)

Dari Abdullah bin Amr bin Ash, secara marfu’ Nabi ﷺ bersabda, “Hajar Aswad dan Maqam (Ibrahim) adalah dua batu mulia dari batu-batu di surga. Allah telah menghilangkan cahaya keduanya, bila tidak demikian, niscaya akan menerangi antara timur dan barat.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Hajar Aswad berubah warna menjadi hitam disebabkan dosa-dosa yang dilakukan umat manusia. Dahulu, ada banyak praktek kesyirikan di sekeliling Ka’bah. Banyak pengorbanan hewan ataupun ritual-ritual lain yang ditujukan untuk berhala-berhala yang mencapai ratusan tiap harinya. Belum lagi kemaksiatan dan penyakit masyarakat seperti perjudian, perzinahan, riba, dll, yang marak di kota Mekkah.

Namun selain faktor dosa, ada juga faktor fisik yang berdampak pada perubahan warna hajar aswad.

Dalam kitab Akhbar Makkah, Al-Azruqi menjelaskan, “Alasan menjadi hitam sekali, karena ia terkena dampak kebakaran beberapa kali di masa Jahiliyah dan Islam.”

Beliau juga mencantumkan suatu riwayat yang menjelaskan warna hajar aswad di masa-masa awal generasi Sahabat.

عَنْ مَنْصُورِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحَجَبِيِّ، عَنْ أُمِّهِ قَالَتْ: ” كَانَ الْحَجَرُ الْأَسْوَدُ قَبْلَ الْحَرِيقِ مِثْلَ لَوْنِ الْمَقَامِ، فَلَمَّا احْتَرَقَ اسْوَدَّ.

Dari Mansur bin Abdurrahman Al-Hajabi, dari ibunya yang berkata, “Dahulu Hajar Aswad sebelum tragedi kebakaran seperti warna Maqam Ibrahim (campuran antara hitam, kuning, dan putih), namun setelah kebakaran menghitam.”

Kebakaran yang dimaksud adalah kebakaran pada tahun 72H yang terjadi akibat serangan terhadap Masjidil Haram oleh kelompok Yazid dari Bani Umayyah terhadap kelompok Ibnu Zubair yang berbasis di kota Mekkah.

Kebakaran ini juga berimbah terhadap Hajar Aswad. Selain bertambah hitam, juga mengalami keretakan menjadi 3 bagian.

Tregedi lain yang menimpa kota Mekkah adalah penyerangan sekte Qaramithah terhadap Masjidil Haram pada tahun (317H). Dimana pada tragedi tersebut, Hajar Aswad dicuri dan baru berhasil dikembalikan pada tahun (339H) dalam keadaan yang tidak lagi utuh.

Dr. Said Bakdasy menjelaskan, bahwa pada permulaan abad ke-14 H, Hajar Aswad terdiri dari 15 bongkahan kecil. Namun, jumlah tersebut berkurang akibat perbuatan orang-orang tidak bertanggung jawab. Kini hajar aswad yang tersisa hanyalah 8 bongkah batu kecil dengan ukuran paling besar seperti sebutir kurma Wallahu a’lam (FA)


Disalin dari web Bersholawat.id dengan judulhttps://bersholawat.id/asal-usul-hajar-aswad-dan-wujud-aslinya | bersholawat.id

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id