Menelusuri Jejak Nabi Adam Di Sri Lanka
Patratour.com, Menurut banyak sumber sejarah, Nabi Adam ‘alayhissalam dikabarkan turun ke muka bumi untuk pertama kalinya di tanah India.
Sebagian Ulama lainnya menyebutkan bahwa beliau turun di daerah Dajna yaitu kawasan antara Mekkah dan Thaif. Namun, hal ini dibantah oleh sebagian peneliti yang mengemukakan ada kesalahan di dalam periwayatan berita tersebut. Yang dimaksud bukanlah Dajna atau Dahna yang berada di Jazirah Arab, melainkan Dahnaj yang berada di India, sebagaimana diterangkan oleh Syaikh Ahmad Syakir di dalam tahqiq tafsir Thabari.
Di antara contoh riwayat yang menyebutkan India sebagai tempat turunnya Nabi Adam alayhissalam adalah, riwayat Ibnu Sa’ad dan Ibnu ‘Asakir, dimana Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma pernah mengatakan bahwa Nabi Adam ‘alaihissalam diturunkan di negeri India sedangkan siti Hawa di Jeddah, beliau mencarinya hingga tibalah beliau di Jam’a, lalu siti Hawa mendekat dan menghampirinya, karena kejadian itulah maka dinamakan Muzdalifah (yang maknanya tempat berkumpul atau mendekat).
Imam At-Thabrani juga meriwayatkan dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya ketika Allah ﷻ menurunkan Nabi Adam, Dia menurunkannya di negeri India. Kemudia beliau pergi ke Mekkah, dan setelahnya pergi ke Syam lalu meninggal di sana.
Baca Juga : Sejarah Islam di Amerika: Bukti Islam di Paman Sam
Menurut keterangan dari sang penjelajah Ibnu Battutah, lokasi persis dari tempat diturunkannya Nabi Adam berada di sebuah gunung yang bernama Sarandib, yang kini lebih dikenal dengan nama gunung Sri Pada di Negara Srilanka.
Ibnu Battutah menjelaskan kondisi geografis situs tersebut dengan sangat detail.
Beliau berkata, “Ketika kami sampai di gunung tersebut (Sarandib) dan menaiki puncaknya, kami melihat awan berada di bawah kami. Awan tersebut menghalangi pandangan kami, sehingga kami tidak dapat melihat ke bagian bawah gunung.
Gunung tersebut ditumbuhi pepohonan yang daunnya tidak pernah berguguran. Di sana juga terdapat bunga beraneka warna serta bunga mawar seukuran telapak tangan. Mereka menduga kuat bahwa pada bunga mawar tersebut terdapat tulisan Asma Allah dan Asma Nabi Muhammad ﷺ.
Di gunung tersebut terdapat dua jalan yang sama-sama menuju Qadam (jejak kaki Nabi Adam). Salah satu dari kedua jalan tersebut diberi nama Jalan Baba dan yang satunya diberi nama jalan Mama. Yang dimaksud jalan Baba adalah Nabi Adam ‘alaihissalam, sedangkan jalan Mama adalah Hawa.
Jalan Mama merupakan jalan yang mudah dilalui. Jalan inilah yang dilewati oleh para peziarah ketika mereka pulang dari Qadam. Barangsiapa yang tidak melewati jalan ini menurut mereka sama seperti orang yang tidak berziarah. Adapun jalan Baba merupakan jalan yang sukar dilalui.
Jalan ke pegunungan dibuat seperti undakan yang di bagian pinggirnya terdapat tiang besi yang tertancap kokoh. Pada tiang besi tersebut diberi rantai sebagai pegangan bagi orang yang hendak mendaki. Jumlah rantai yang dipasang sekitar 10 buah, di antaranya dua buah dipasang di bagian bawah gunung hingga pertengahan, tujuh buah dipasang di bagian pertengahan hingga atas, dan rantai ke-10 disebut rantai penyaksian. Disebut demikian karena ketika peziarah sampai pada rantai ini dan melihat ke bagian bawah gunung, maka timbullah di dalam hatinya perasaan takut jatuh.
Namun ketika melewati rantai ini, dijumpailah jalan yang mudah. Sekitar tujuh mil dari rantai ke-10 terdapat gua hijau yang berada di tempat yang lapang. Di samping gua terdapat sumber mata air yang dipenuhi dengan ikan. Tidak ada seorang pun yang berani menangkap ikan di tempat tersebut, Di dekatnya terdapat dua telaga yang dibuat dari pahatan batu. Dua telaga tersebut berada di samping kanan dan kiri jalan. Sekitar dua mil dari gua hijau akan sampai ke puncak gunung Sarandib. Di puncak itulah terdapat Qadam (jejak kaki Nabi Adam ‘alaihissalam).”
Ibnu Battutah merupakan seorang petualang berkebangsaan Maroko yang lahir pada tahun 1304 M dan wafat 1368 atau 1369 M. Adapun tempat wafatnya Nabi Adam ‘alayhissalam, maka menurut keterangan dari Imam At-Thabari, Ibnul Atsir, dan juga Al-Ya’qubi, bahwa Nabi Adam ‘alayhissalam setelah mendapatkan ampunan dari Allah ﷻ dibawa oleh Malaikat Jibril ke gunung Arafah untuk diajarkan tatacara haji, dan ketika wafat dikubur di kaki bukit gunung Abi Qubays. Gunung Abu Qubays berlokasi dekat dengan Masjidil Haram, yang saat ini berada di daerah Jarwal. Wallahu A’lam
Fahmi Aziz
Disalin dari web Bersholawat.id dengan judul : https://bersholawat.id/menelusuri-jejak-nabi-adam-di-sri-lanka | bersholawat.id